Catatan Programmer

CodeGPT – Interaksi dengan ChatGPT dalam Editor: Cerita dari Seorang Programmer yang Hampir Gila



 

Pernah nggak sih kamu lagi ngetik kode di tengah malam, sambil berharap error merah di layar itu cuma halusinasi karena kurang tidur?
Ya, itu gue beberapa waktu lalu.
Dan di situlah pertama kali gue benar-benar sadar: ChatGPT (atau CodeGPT) itu bukan cuma teman ngobrol pintar  tapi juga semacam teman ngoding yang sabar banget meskipun kita nyebelin.

 

Awal Mula: Dari “Coba Tanya ChatGPT” ke “Wah, Kok Bisa Begini?”

Awalnya gue skeptis.
Ngoding itu kan seni dan penderitaan, jadi gimana mungkin ada AI yang ngerti kegalauan programmer manusia?

Waktu itu gue sedang bikin aplikasi Flutter, dan bug-nya aneh banget  kayaknya cuma setan yang tahu. Tombol login nggak mau nyala padahal udah gue print debug di semua baris kode.

Temen kantor bilang,

“Coba aja tanya ChatGPT, katanya bisa bantu debugging.”

Dalam hati gue mikir,

“Masa iya sih? AI aja belum tahu rasanya Unhandled Exception: Null check operator used on a null value.”

Tapi akhirnya gue coba juga. Gue salin kode ke ChatGPT, ngetik:

“Bro, ini tombol gue nggak mau nyala. Ada yang salah nggak?”

Dan... dalam waktu 3 detik, ChatGPT jawab:

“Kemungkinan variabel isLoading kamu belum diinisialisasi di initState(). Coba tambahkan isLoading = false; di situ.”

Gue cobain... dan jreng!
Tombol langsung jalan.

Di situ gue cuma bisa bengong.
Gue udah 2 jam debugging.
ChatGPT cuma butuh 3 detik.

 

Dari Browser ke Editor: Saat ChatGPT Menyelinap Masuk ke VS Code

Beberapa minggu kemudian, gue nemu ekstensi bernama CodeGPT di Visual Studio Code.
Katanya, bisa ngobrol langsung sama ChatGPT dari dalam editor.
Tanpa harus buka browser.
Tanpa ribet copy-paste.

Gue install.
Dan… hidup gue berubah lagi.

Bayangin aja:
Sekarang gue bisa klik kanan di potongan kode → “Ask CodeGPT” → dan langsung dapet jawaban kayak:

“Loop ini bisa disimplifikasi pakai map() biar lebih efisien.”

Atau waktu gue lagi nulis query SQL dan lupa join tabel, CodeGPT tiba-tiba nyeletuk:

“Hey, kamu lupa ON-nya nih. Nanti hasilnya bisa Cartesian Product loh.”

AI ini bukan cuma bantu ngoding — dia kayak mentor yang nggak pernah lelah, nggak pernah marah, dan nggak pernah bilang,

“Lah, itu kan udah gue jelasin kemarin.”

 

Interaksi yang Ajaib: Dari “Kasih Solusi” ke “Ngobrol Tentang Logika”

Yang bikin CodeGPT di editor ini keren bukan cuma karena dia bisa jawab soal kode.
Tapi juga cara dia bikin kita belajar tanpa sadar.

Misalnya, waktu gue minta dia bantu bikin fungsi validasi email. Gue cuma minta:

“Tolong buatin fungsi validasi email di Dart.”

Dia kasih versi simpel:

bool isValidEmail(String email) {
  final regex = RegExp(r'^[\w-\.]+@([\w-]+\.)+[\w-]{2,4}$');
  return regex.hasMatch(email);
}

Oke, keren.
Tapi gue penasaran, gue tanya:

“Kenapa regex-nya kayak gitu? Bisa dijelasin?”

Dan dia jelasin satu per satu bagian regex itu: \w, -, +, @, dan seterusnya.
Kayak dosen terbaik yang pernah gue punya, tapi dengan gaya santai.
Dan nggak pernah bilang,

“Materi ini harusnya udah kamu kuasai di semester lalu.”

 

Fitur yang Paling Gue Suka dari CodeGPT

Setelah pakai berbulan-bulan, gue punya daftar fitur favorit CodeGPT (dan mungkin kamu juga bakal suka):

1. Inline Explanation

Kamu bisa blok kode, klik kanan, lalu pilih “Explain Code”.
CodeGPT langsung kasih penjelasan rinci — tapi dengan gaya manusia, bukan kayak dokumentasi yang kaku.

Contoh:

“Baris ini melakukan iterasi pada setiap item dalam list dan menambahkan nilai total. Kamu bisa sederhanakan dengan fold().”

Kadang dia bahkan kasih contoh alternatif:

final total = items.fold(0, (sum, item) => sum + item.price);

Langsung berasa pinter dalam 5 detik.

2. Code Refactor (tanpa drama)

Biasanya kalau refactor kode manual, rasanya kayak beresin kabel earphone di saku.
Tapi CodeGPT bisa bantu ngerapiin struktur kode, ngubah nama variabel biar lebih jelas, dan bahkan nyaranin best practice.

Gue pernah minta:

“Bisa ubah kode ini biar sesuai clean architecture?”

Dan dia ubah struktur file gue, lengkap dengan pemisahan layer: data, domain, presentation.
Gue cuma bisa bilang:

“Lu nggak cuma AI, lu arsitek.”

3. Generate Function Cepat

Misalnya kamu lagi males nulis boilerplate kode (yang sebenarnya bisa disalin tapi yaa… males).
Ketik aja:

“Buatkan fungsi login dengan parameter email dan password, return Future.”

Langsung keluar kode siap pakai, lengkap dengan error handling.
Kayak punya asisten pribadi yang ngerti banget gaya ngoding kamu.

 

Tapi Hati-hati, Jangan Ketergantungan!

Meskipun CodeGPT ini keren banget, gue sempet “terlalu nyaman”.
Sampai suatu hari, internet kantor mati.

Dan tiba-tiba gue sadar...
Tanpa ChatGPT, gue jadi kayak anak TK yang kehilangan crayon.

Gue lupa beberapa sintaks dasar karena udah kebiasaan “nanya dulu baru mikir”.
Dari situ gue belajar:
Gunakan AI buat bantu belajar, bukan buat berhenti belajar.

Sekarang setiap kali CodeGPT kasih solusi, gue selalu coba paham kenapa caranya begitu.
Gue eksplor alternatif, dan kadang malah dapet versi lebih bagus.

AI bisa bantu mikir cepat.
Tapi manusia yang bisa mikir dalam.

 

Cara Instalasi CodeGPT di VS Code (biar kamu nggak cuma baca doang)

Kalau kamu pengen coba juga, nih langkah cepatnya:

  1. Buka VS Code

  2. Pergi ke Extensions (Ctrl + Shift + X)

  3. Cari CodeGPT

  4. Klik Install

  5. Login ke akun OpenAI kamu

  6. Sekarang tinggal klik kanan di kode → Ask CodeGPT

Kamu bisa langsung ngobrol tanpa pindah jendela.
Dan yang paling asik: bisa lihat jawaban langsung di side panel.
Produktivitas naik, rasa frustasi turun.

 

Interaksi Lucu: ChatGPT Bisa Ngakak Juga (Kadang)

Suatu kali gue iseng, ngetik ke CodeGPT:

“Tolong buatin kode C yang bisa nyalain lampu, tapi lampunya cuma ada di hati dia.”

Dia jawab:

“Sayangnya, saya hanya bisa membantu dengan kode literal. Lampu di hati dia mungkin butuh pendekatan emosional, bukan komputasional.”

Gue ngakak.
AI aja bisa ngelucu, sementara gue masih bingung nulis commit message yang nggak malu-maluin.

 

Kesimpulan: ChatGPT dan CodeGPT = Kombinasi Sempurna Buat Programmer Abad Ini

Sekarang, tiap kali gue buka editor, rasanya kayak kerja bareng partner virtual.
Dia nggak pernah ngeluh, selalu siap bantu, dan (anehnya) selalu tahu kapan gue butuh motivasi.

Interaksi dengan ChatGPT di editor bukan cuma soal ngoding lebih cepat.
Tapi juga soal belajar cara berpikir yang lebih baik menulis kode yang lebih bersih, logika yang lebih rapi, dan gaya yang lebih efisien.

Dan kadang, di tengah malam yang sepi, waktu gue ngetik:

“Kenapa error lagi sih”

CodeGPT cuma jawab:

“Tenang. Semua error punya alasan, dan semua bug bisa disembuhkan.”

Gue rasa, itu cukup buat bikin semangat balik lagi.

Dan begitulah, kisah gue bersama ChatGPT dan CodeGPT.
Bukan cuma tentang AI, tapi tentang bagaimana teknologi bisa bikin kita jadi programmer yang lebih baik dan lebih waras. 


No comments:

Post a Comment